Arteriosklerosis (pengapuran pembuluh darah, red) akan mengakibatkan tekanan darah naik. Pengapuran terjadi lantaran kolesterol dan kandungan lemak jenuh yang berlebihan di dalam pembuluh darah. “Daging kan banyak mengandung lemak jenuh. Itu bisa mengakibatkan pengapuran pembuluh darah,” tutur Prof Dr dr Endang Susalit, Sp PD-KGH, guru besar Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Selain lemak, konsumsi gula berlebihan, dan merokok juga bisa menyebabkan endapan pada pembuluh darah.

Ketika bakteri Chlamydia pneumoniae—salah satu penyebab arteriosklerosis—memasuki aliran darah, ia menyerang dinding pembuluh darah. Selain bakteri, zat radikal bebas dan lemak trans juga mampu merusak lapisan pelindung sel. Akibatnya, sel hancur dan mati. Dinding bagian dalam pembuluh darah pun mengalami infeksi kronis (luka). “Virus, bakteri, zat radikal bebas, dan asam lemak trans penyebab terjadinya luka,” kata Joko. Mencegah Arteriosklerosis , Mengatasi Arteriosklerosis

Menurut Walter Willet MD, profesor epidemiologi dan nutrisi, Harvard School Public Health, Amerika Serikat, asam lemak trans dihasilkan dari minyak tak jenuh yang mengalami hidrogenasi atau pemanasan suhu tinggi, 2000C. “Semakin banyak asam lemak trans yang dimakan, semakin besar kerusakan jaringan dan organ. Ia 2—3 kali lebih jahat dibanding lemak jenuh,” katanya. Menurut Walter lemak yang paling berbahaya itu banyak ditemukan pada bahan pengawet, bumbu penyedap, dan margarin, 35—48%. Ia mampu menyebabkan arteriosklerosis.

Diet VCO untuk Hipertensi

Atherosklerosis adalah salah satu penyebab tekanan darah naik. Menurut Prof Dr dr Endang Susalit, Sp PD-KGH, guru besar Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, santapan yang mengandung asam lemak jenuh rantai panjang seperti daging adalah biang kerok pengapuran pembuluh darah. Bagi pencinta santapan tersebut, sebaiknya segera berpaling. 

TK Ng, peneliti asal Division of Human Nutrition, Institute for Medical Research, Kuala Lumpur, Malaysia, menganjurkan untuk menggantinya dengan minyak kelapa murni. Anjuran itu bukan tanpa alasan. Pada 1991, ia melakukan penelitian terhadap 61 pria dan 22 wanita berusia 20—34 tahun. Mereka dibagi dalam 3 kelompok. Kelompok I diberi asupan minyak kelapa-sawit-kelapa; Kelompok II minyak kelapa-jagung-kelapa; Kelompok III minyak kelapa-kelapa-kelapa, pada 3 periode pemberian selama 15 minggu. 

Alhasil, diketahui bahwa pengkonsumsi minyak kelapa memiliki peningkatan total kolesterol tertinggi 17%, kolesterol HDL 21,4%, dan penurunan perbandingan LDL/HDL 3,6%. Menurut Prof Dr dr Budhi Setiantio, SpJP(K), ahli kardiologi Pusat Jantung Nasional Slipi, peningkatan jumlah HDL adalah positif. “Kolesterol HDL adalah kolesterol yang baik,”katanya. Ia mengikis lemak yang melekat pada dinding pembuluh darah. Dengan demikian, aliran darah tidak terhambat, hipertensi pun minggat. (Imam Wiguna) - Trubus 2005

0 komentar:

Posting Komentar