“Nanti ngobrolnya, saya ambilkan minum dulu,” kata Yokkie Hadiwiyono sambil melangkah tertatih ke ruang tengah. Tiga menit berselang, ia menyodorkan 4 gelas air mineral pada Trubus dan Dody Baswardojo, kenalan dari Bengkulu, yang berkunjung di penghujung April 2005. Tanpa bantuan tongkat penyangga tubuh, kelahiran Tulungagung 66 tahun silam itu mampu tegak berdiri dan berjalan. Tak tersisa derita akibat lumpuh yang mendera 5,5 tahun. Sejak rutin minum virgin coconut oil (VCO) Yokkie terbebas dari stroke akibat darah kental.

Tak ada yang menduga kebahagiaan Yokkie Hadiwiyono pada pernikahan keponakannya berubah menjadi awal derita. “Malam minggu itu saya baru mau berangkat ke pesta di hotel di Jalan Darmo, Surabaya, tapi terjatuh di rumah,” kata Yokkie memulai pembicaraan sambil mengenang kejadian 6 tahun silam. Meski terkejut dengan kejadian itu, ayah 1 putra itu tetap memaksa berangkat dengan menyetir kendaraan sendiri.

Namun, di tengah pesta di pertengahan Oktober 1999 itu Yokkie menghebohkan segenap tamu undangan. Ia jatuh pingsan kedua kalinya saat hendak menapaki tangga pelaminan untuk mengucapkan selamat. Begitu sadar, suami Maharina Ardun itu bangun dan bergegas pulang. “Saya menolak diantar, karena keluarga besar kami sedang sibuk,” kata Yokkie. Malang baginya, sesampai di rumah ia kembali pingsan.

Esok paginya, giliran Rina—panggilan akrab Maharina—yang panik. Musababnya, tubuh Yokkie kaku tak bergerak saat dibangunkan. Berbicara pun tak sanggup. Yokkie pun dilarikan ke Unit Gawat Darurat RS Dr Sutomo. Hari-hari pertama di rumah sakit dokter hanya memberi obat penenang lantaran penyakit sulit diketahui. Harap mafh um, sewaktu sehat tak pernah sekalipun Yokkie divonis mengidap penyakit berujung stroke, seperti darah tinggi, kolesterol, jantung, dan diabetes. Pantas kelumpuhan Yokkie sangat tak terduga.

Darah kental

Baru setelah hasil pemeriksaan laboratorium keluar, misteri itu terkuak. Angka trigliserida dalam darah Yokkie sangat tinggi, mencapai 600 mg/dL. Orang awam menyebutnya darah kental. Padahal, normalnya angka itu maksimal 150 mg/dL. Sayang, tersibaknya misteri itu tak membuat jalan kesembuhan menjadi mudah.

Di rumah sakit Yokkie hanya terbaring dan tak sadarkan diri di kamar perawatan. Selang infus, oksigen, dan urine berseliweran melilit tubuhnya. “Saya betul-betul tak ingat apa yang terjadi. Siapa saja yang menjenguk pun tak tahu,” kata sulung dari 12 bersaudara itu. Sampai 3 bulan lamanya, tak ada perubahan berarti. Paling-paling Yokkie hanya bisa membuka mata tanpa bisa berkomunikasi.
Dokter yang merawat pun menjatuhkan vonis. “Penyakit itu tak ada obatnya. Hanya motivasi diri, vitamin, dan terapi yang mampu memperbaiki kondisi Bapak,” kata dokter seperti diulangi Rina pada Trubus. Lantaran biaya rumah sakit terus membengkak, Yokkie pun diboyong pulang. Di kediamannya, selama 5 bulan ayah Denny Alexander itu menjalani fi sioterapi. Sayang perubahan yang terjadi kecil sekali. Saat simpanan uang kian menipis, terapi pun dihentikan.

Berhenti berobat

Menginjak tahun ketiga Yokkie tetap terbaring lemah. Sebuah rumah mewah pun rela dijual untuk biaya pengobatan penyakit. Sampai akhirnya upaya melalui medis dihentikan karena tak ada lagi dana di tangan. Sebagai gantinya, sang istri memberikan ramuan mahkota dewa. Sejumput mahkota dewa direbus dengan 2 gelas air hingga tinggal segelas diminum sehari 3 kali. Resep itu dicoba karena Rina mendengar mahkota dewa sebagai obat segala penyakit. Sedikit demi sedikit, Yokkie mulai bisa bicara walaupun terdengar pelo alias tidak jelas.

Sukses dengan mahkota dewa, Rina membuka kuping dan mata untuk pengobatan herbal lain. Sembilan bulan silam kenalan dari Mentawai menjenguk Yokkie ke rumah. Ia dianjurkan meminum virgin coconut oil sebanyak 1 sendok makan, sehari 3 kali. Namun, Yokkie diingatkan bakal mengalami efek samping. Seperti mencret, banyak keluar keringat, dan persendian sakit. Kepalang menderita, Yokkie menyanggupi. Sebotol VCO 150 ml dihabiskan dalam sehari.

Betul saja minyak perawan itu mulai bekerja. Selama 2 hari penuh mantan direktur PT Sumber Agung dan PT Calvari itu berjuang melawan derita akibat asupan VCO. Namun, di hari ke-3 keajaiban mulai terasa. “Rasa sakit hilang, badan jadi enak,” katanya. Sedikit-demi sedikit anggota tubuh Yokkie mulai bisa digerakkan. Sebulan mengkonsumsi minyak dara bunyi langkah kaki kala pria kurus itu belajar berjalan terdengar di dalam rumah.

Dua bulan kemudian Yokkie menekuni hobi baru: berjalan mengelilingi kompleks perumahan dengan tongkat. Dengan ucapan yang mulai lancar, ia menyapa tetangga kiri-kanan yang ditemui. Saat Trubus berkunjung ke rumahnya, Yokkie tengah belajar berjalan tanpa tongkat.

Hyperlipedimia

Menurut dr Zainal Gani, herbalis di Malang, darah kental yang diderita Yokkie dikenal di dunia kedokteran sebagai hyperlipidemia. Itu dicirikan dengan kandungan lemak darah dan kolesterol tinggi. Akibatnya, darah tidak bisa masuk ke pembuluh darah berukuran kecil. Dalam beberapa kasus, pembuluh darah bisa pecah. “Itulah yang disebut stroke,” katanya. Bila yang terserang pembuluh darah yang berhubungan dengan jantung, muncullah jantung koroner.

Hyperlipedimia disebabkan konsumsi makanan berlemak berlebihan. Harap mafhum, semasa sehat Yokkie dikenal paling doyan menyantap makanan lezat. Hampir setiap hari menu kepiting, gule dan sate kambing, serta soto babat dinikmati. Kebiasaan selama bertahun-tahun baru berhenti saat Yokkie jatuh sakit.

Sampai saat ini belum ada obat mujarab yang mampu menyembuhkan hyperlipedimia secara total. “Hanya diet ketat yang mampu menolong penderita,” kata Gani. Penelusuran Trubus di berbagai literatur juga menyatakan hal itu.Hyperlipedimia hanya bisa diatasi dengan pendekatan multidisiplin: gaya hidup yang baik dipadu terapi medis. Nah,virgin coconut oil—yang mengandung 25—55% asam lemak jenuh berantai pendek dan sedang—berperan besar dalam hal ini. Ia mampu menurunkan kadar lemak jahat dalam darah.

(Destika Cahyana) - Trubus 2005

Next
This is the most recent post.
Posting Lama

0 komentar:

Posting Komentar